KUBET – Jurus IBC Hadapi Ketegangan Perdagangan Global Vs Semangat Bandung Dubes India di Peringatan 70 Tahun KAA

Liputan6.com, Jakarta – Sebuah peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung digelar oleh – Indonesian Business Council (IBC). Menggandeng sejumlah Duta Besar (dubes) negara Afrika dan Asia untuk Indonesia.

Duta besar dari negara Afrika yang hadir di antaranya Dubes Angola Floréncio Mariano da Conceição e Almeida, Dubes Kenya Galma Mukhe Boru, Dubes Siprus Nikos Panayiotou, Dubes Tunisia Mohamed Trabelsi, Dubes Tanzania Macocha Moshe Tembele, Dubes Sudan Yassir Mohamed Ali Mohammed. Afrika Selatan diwakili oleh Chargé d’Affaires Vickesh P. Maharaj.

Sementara dari perwakilan negara Asia ada Dubes Thailand Prapan Disyatat, Dubes India Sandeep Chakravorty, Dubes Kamboja Tean Samnang dan Dubes PalestinaZuhair Al-Shun. Filipina diwakili oleh Chargé d’Affaires Gonaranao B. Musor, pun demikian dengan Irak mengirim Chargé d’Affaires Ammar Hameed Saadallah Al-Khalidy.

Pada kesempatan tersebut, Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty mengatakan 70 tahun sejak diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika, dunia telah mengalami kemajuan ekonomi dan teknologi yang signifikan. Namun saat ini dunia kembali menghadapi tantangan geopolitik, konservatisme ekonomi yang semakin kuat, dan berkurangnya kepercayaan kepada sistem multilateralisme.

“Pelajaran dari KAA dalam hal ini masih sangat relevan. Di era di mana dunia semakin terpolarisasi, kebutuhan akan kesatuan di antara negara-negara berkembang semakin kritikal. Sudah saatnya kita membawa semangat KAA Bandung, mendorong kolaborasi yang lebih kuat di antara negara-negara Global South,” kata Dubes Sandeep dalam pidato pada peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan IBC di Tugu Kunstring Paleis, Selasa (23/4/2025) malam.

IBC menyelenggarakan peringatan 70 Tahun KAA guna merefleksikan warisan Konferensi Asia Afrika 1955 dan relevansinya di tengah perubahan tatanan global saat ini. Acara ini dihadiri oleh sejumlah duta besar dan perwakilan negara-negara Asia dan Afrika serta para pemimpin bisnis Asia dan Afrika.

 

2 dari 3 halaman

Ketua IBC Ungkap Jurus Respons Tantangan Perdagangan Internasional

Sejalan dengan perkembangan yang disampaikan Dubes Sandeep, Ketua Dewan Pengawas IBC Arsjad Rasjid mendorong penguatan kerja sama bisnis antara negara-negara di wilayah Asia dan Afrika sebagai langkah strategis menghadapi dampak ketegangan perdagangan global. Menurutnya, perekonomian di kedua kawasan memiliki potensi yang sangat besar dari sisi kontribusi GDP dan laju pertumbuhan, sehingga kerja sama yang solid akan mengimbangi ketidakpastian global.

“Indonesia harus aktif merespons tantangan perdagangan internasional melalui diversifikasi kemitraan ekonomi. Asia dan Afrika bukan hanya pasar baru, melainkan mitra strategis dengankedekatan sejarah, ideologi dan tujuan yang selaras dengan Indonesia,” kata Arsjad dalam dialog bersamaperwakilan negara-negara Asia dan Afrika dalam peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung.

Ia juga menggarisbawahi peran Afrika sebagai mitra strategis bagi Indonesia. Kawasan itu, menurutnya, memiliki prospek yang besar dalam hal bonus demografi serta potensi energi terbarukan yang besar. Sedangkan Asia telah lebih dulu mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat melaluiperdagangan dan industrialisasi.

 

3 dari 3 halaman

Pelaku Bisnis Indonesia Menunjukkan Minat dan Keinginan Melakukan Ekspansi Bisnis Tidak Hanya di Pasar Asia Tapi Juga Afrika

Pada kesempatan tersebut, Arsjad atas nama IBC meminta agar pemerintah negara-negara di Asia dan Afrika menguatkan komitmen untuk membangun tatanan dunia yang stabil, adil, dan damai sehingga perekonomian dunia dapat tumbuh dan berkembang dalam iklim kompetisi yang sehat.

Menurut Arsjad, pelaku bisnis Indonesia menunjukkan minat dan keinginan untuk melakukan ekspansi bisnis tidak hanya di pasar Asia, tapi juga di Afrika. Karena itu IBC mengambil langkah konkret yangsejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memperluas mitra dagang dan investasi. Pada acaraini, IBC mempertemukan para pemangku kepentingan dengan pelaku bisnis untuk menjajakipeluang kerjasama di berbagai sektor.

IBC, kata Arsjad, mengharapkan niatan ini akan mendapatkan dukungan dari pemerintah. “Saat inimerupakan momentum yang sangat baik karena kondisi ekonomi global memaksa pelaku bisnisuntuk diversifikasi dan mencari lebih banyak mitra dagang baru”.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *