KUBET – Tekstil Indonesia Mahal Dijual ke AS, Investor Bakal Lari ke Bangladesh dan Sri Lanka

Liputan6.com, Jakarta – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal menduga investor asing di industri lokal akan angkat kaki usai penerapan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Investor itu diduga akan beralih ke negara dengan tarif masuk AS lebih kecil.

Dia menjelaskan, beberapa sektor industri yang terdampak mulai dari tekstil, alas kaki, sampai. elektronik. Mayoritas sektor tadi dimiliki oleh investor asing.

“Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor tekstil, garmen, sepatu, elektronik, dan makanan-minuman umumnya adalah milik investor asing, bukan domestik,” kata Iqbal dalam konferensi pers virtual, Sabtu (5/4/2025).

Menurutnya, investor asing itu bisa kapan saja menarik usahanya di Indonesia imbas penerapan tarif baru ke AS. Investor tadi cenderung memindahkan produksi ke negara lain dengan tarif lebih murah.

“Sebagai contoh, sektor tekstil kemungkinan akan pindah ke Bangladesh, India, atau Sri Lanka yang tidak terkena kebijakan tarif dari AS,” ucapnya.

Sebagian lainnya, kata Iqbal, investor tak menutup produksinya di Indonesia. Namun, mengalihkan sumber pengiriman barang dari negara lain.

“Namun tidak semua investor asing akan hengkang. Investor dari Taiwan, Korea, dan Hongkong, yang selama ini mendominasi sektor tekstil di Indonesia, mungkin akan tetap memproduksi di Indonesia, tetapi dengan brand atau merk dari negara lain seperti Sri Lanka,” terang dia.

 

2 dari 3 halaman

50 Ribu Buruh RI Terancam PHK

Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memprediksi akan ada 50 ribu buruh yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam 3 bulan kedepan. Ini imbas kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena imbas tarif tersebut. Kebijakan itu menjadikan barang Indonesia yang masuk ke AS dikenakan tarif 32 persen.

Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, 50 ribu buruh bisa terkena PHK dalam 3 bulan penerapan tarif tersebut. Adapun, tarif resiprokal Trump berlaku mulai 9 April 2025, pekan depan.

“Dalam kalkulasi sementara, setelah mendengarkan fakta-fakta yang disampaikan oleh serikat pekerja, kalkulasi sementara Litbang KSPI dan Partai Buruh, badai PHK gelombang kedua ini bisa tembus di angka lebih dari 50 ribu dalam kurun waktu 3 bulan pasca ditetapkannya tarif berjalan,” ungkap Iqbal dalam konferensi pers virtual, Sabtu (5/4/2025).

 

3 dari 3 halaman

Pembeli Turun

Dia menerangkan, tarif tinggi yang ditetapkannya itu membuar barang asal Indonesia jauh lebih mahal saat dijual di Amerika Serikat. Sayangnya, bukan tambahan keuntungan yang didapat, melainkan ada kekhawatiran menurunnya pembeli produk asal Tanah Air.

“Jadi barang Indonesia yang di Amerika kena tarif 32 persen, naik harganya. Karena harganya naik, tentu hukum ekonomi pembeli akan menurun, tetap ada yang beli. Jadi pembeli rakyat Amerika menurun untuk membeli barang Indonesia karena mahal, dikenakan tarif,” tuturnya.

Menurunya permintaan itu, membuat produksi di Indonesia berkurang. Alhasil, perusahaan akan mengambil langkah efisiensi produksi atau opsi lainnya adalah mengurangi pegawai.

“Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan, hanya dua, efisiensi, kurangi sebagian karyawan, PHK sebagian karyawan, atau kalau enggak mampu sama sekali, ongkos produksi udah lebih mahal daripada pendapatan, tutup perusahaan,” tukasnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *