Liputan6.com, Jakarta – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus posisi 6.400 pada perdagangan Senin (15/4/2025). Penguatan IHSG terdorong mayoritas sektor saham yang menghijau dan investor asing melakukan aksi jual saham.
Mengutip data RTI, IHSG meroket 1,15 persen ke posisi 6.441,68. Indeks LQ45 turun 0,11 persen ke posisi 723,21. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Baca Juga
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG mencapai level tertinggi 6.497,53 dan level terendah 6.395,92. Sebanyak 335 saham menguat sehingga angkat IHSG. 249 saham melemah dan 219 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.189.246 kali dengan volume perdagangan 24 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sentuh 16.810. Investor asing jual saham Rp 2,47 triliun pada Selasa pekan ini. Sepanjang 2025, investor asing jual saham Rp 40,65 triliun.
Advertisement
Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham energi menguat 2,36 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur menanjak 1,68 persen, sektor saham basic mendaki 1,12 persen.
Lalu sektor saham consumer siklikal bertambah 0,31 persen, sektor saham properti menanjak 0,82 persen dan sektor saham transportasi menguat 0,28 persen. Selain itu, sektor saham teknologi melemah 1,19 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham kesehatan merosot 0,76 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,44 persen, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,30 persen dan sektor saham industri turun 0,12 persen.
Gerak Saham
Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham PACK melonjak 8,56 persen ke posisi Rp 1.965 per saham. Harga saham PACK dibuka stagnan di posisi Rp 1.810 per saham. Saham PACK berada di level tertinggi Rp 1.990 dan level terendah Rp 1.810 per saham. Total frekuensi perdagangan 779 kali dengan volume perdagangan 17.192 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,3 miliar.
Saham BUMI naik 2,15 persen ke posisi Rp 95 per saham. Harga saham BUMI dibuka naik dua poin ke posisi Rp 95 per saham. Saham BUMI berada di level tertinggi Rp 97 dan terendah Rp 92 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.786 kali dengan volume perdagangan 6.479.116 saham. Nilai transaksi Rp 61,4 miliar.
Harga saham ABMM menguat 1,29 persen ke posisi Rp 3.140 per saham. Saham ABMM dibuka naik 60 poin ke posisi Rp 3.160 per saham. Saham ABMM berada di level tertinggi Rp 3.200 dan terendah Rp 3.090 per saham. Total frekuensi perdagangan 969 kali dengan volume perdagangan 20.910 saham. Nilai transaksi Rp 6,6 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus atau akrab disapa Nico mengatakan, IHSG melesat ditopang sentimen mancanegara dan domestik.
Dari domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei Maret 2025 yaitu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2025 tercatat sebesar 121,1, menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian yang terjaga.
BI menyampaikan tetap terjaga keyakinan konsumen pada Maret 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing berada di level optimis sebesar 110,6 dan 131,7.
Delegasi Indonesia yang diketuai oleh Menteri Koordinator Perekonomian akan mengadakan pertemuan di Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada 16-23 April 2024 untuk membahas negosiasi terkait kebijakan tarif dan non-tarif, serta berbagai isu lainnya termasuk regulasi mengenai kandungan lokal minimum dan peluang investasi bagi perusahaan AS di Indonesia.
“Dari mancanegara, bursa regional Asia menguat mengikuti kenaikan bursa saham AS Wall Street seiring pengecualian tarif terhadap barang elektronik dan potensi keringanan bagi produsen mobil,” demikian seperti dikutip dari Antara.
Presiden AS Donald Trump membebaskan produk teknologi utama dari tarif resiprokal dan laporan yang menunjukkan potensi penghentian sementara pungutan impor otomotif sebesar 25 persen.
Di sisi lain, kehati-hatian tetap ada di tengah Departemen Perdagangan AS meluncurkan penyelidikan keamanan nasional terhadap impor semikonduktor dan farmasi.
Dari sisi moneter, Gubernur Federal Reserve (the Fed) Christopher Waller menekankan The Fed tetap terbuka terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut. Hal ini menunjukkan dukungan pertumbuhan ekonomi akan lebih diutamakan daripada menanggapi tekanan inflasi jangka pendek.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham LABA melonjak 34,58 persen
- Saham INPC melonjak 27,33 persen
- Saham CBUT melonjak 24,62 persen
- Saham FORE melonjak 24,60 persen
- Saham JIHD melonjak 24,30 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham HADE merosot 14,29 persen
- Saham INTD merosot 13,64 persen
- Saham IKAI merosot 12,50 persen
- Saham KOTA merosot 12,50 persen
- Saham TAXI merosot 12,50 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BMRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BBRI senilai Rp 944,8 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 712,8 miliar
- Saham BBNI senilai Rp 674,7 miliar
- Saham ANTM senilai Rp 567,9 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham MDLA tercatat 59.441 kali
- Saham ANTM tercatat 59.228 kali
- Saham BMRI tercatat 45.203 kali
- Saham BBNI tercatat 44.008 kali
- Saham BBRI tercatat 40.905 kali
Bursa Saham Asia Pasifik Menguat
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Bursa saham Asia Pasifik melesat setelah tiga indeks saham acuan mendaki.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,84 persen ke posisi 34.267,54. Indeks Topix melesat 1 persen menjadi 2.513,35.
Di Korea Selatan, indeks Kospi bertambah 0,88 persen ke posisi 2.477,41. Indeks Kosdaq menguat 0,41 persen menjadi 711,92. Di Australia, indeks ASX 200 melompat 0,17 persen ke posisi 7.761,70. Indeks Nifty 50 di India melonjak 2,18 persen dan indeks BSE Sensex menguat 2,19 persen.
Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,23 persen ke posisi 21.466,27. Indeks CSI 300 mendatar di posisi 3.761.23. Adapun China dijadwalkan merilis Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal pertama 2025, Rabu, 16 April 2025.
Chief Emerging Markets & China Strategist Alpine Macro Yan Wang menuturkan, angka-angka terbaru akan menjadi indikasi inisiatif kebijakan mendatang yang mungkin diluncurkan Beijing.
“Kami berharap kebijakan fiskal akan memimpin, termasuk dukungan untuk pembangunan infrastruktur, pembelian rumah dan peningkatan peralatan. Sementara itu, melemahnya dolar AS, Bank Sentral China akan merasa lebih nyaman memangkas suku bunga,” tulis Wang.
Komentar Wang muncul saat beberapa perusahaan investasi telah menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan China. Kepala Investasi DWS Vincenzo Vedda perkirakan penurunan 1,3 persen untuk PDB China.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di AS akan turun 0,6 persen sedangkan inflasi dapat meningkat 1 persen.
Advertisement